Skip to main content

TA-DAA~ Inilah Ideku Lalala :D

Hehehe... Jadinya muncul lagi nih aku :D padahal ujiannya dilanjut besok Senin >.< tapi gapapa deh :D toh, memang aku suka nulis-nulis. Semisal nggak nulis di blog, pasti di mimpi juga aku lagi nulis :D
Ok, langsung saja, karena aku tertarik untuk ikut ekskul video bareng Kevin Anggara, jadiii... Yahh, aku langsung ngetik ideku ini disini :)
"Ekskul Bikin Video Bareng Kevin adalah sebuah wadah untuk menjaring pelajar-pelajar kreatif yang memiliki minat dan bakat dalam membuat gambar bergerak atau video." 
Dikutip dari www.kevinanggara.com

Hohohoho... Begitu baca kalimat itu aja aku udah tertarik banget! Karena aku memang suka edit video dan rekam video, selain menulis. Aku mau belajar dari Kevin Anggara, selain dari tutorial di Google ataupun YouTube. Kebetulan, aku juga habis bikin video di Instagram untuk pertama kalinya, judulnya 'Bikin Detox Water'. Video itu bener-bener terinspirasi dari kejadian yang kualami :D kalian bisa lihat langsung videonya di Instagramku yah, @KenniceSetiadi :D dan setelah bikin video itu, aku jadi pengen bikin lagii xD aw yeah!
Nah, sekarang ayo kita mulai bahas ideku untuk video 15 detik di Instagram! Sebelumnya, karena aku teringat bahwa sebentar lagi aku akan berkumpul bersama saudara-saudaraku yang masih kecil-kecil (baca: masih TK dan SD), jadi muncullah ide ini. Ide ini mengenai ekspektasi dan realita dari story telling ke anak-anak. Aku sendiri sebenernya juga bingung bedanya 'story telling' dan 'telling story', tolong yang tahu bedanya kasih tahu aku ya. Jangan tempe. Udah punya #jderrr.

Video Story Telling.
Premis: Kennice sedang melakukan story telling untuk anak-anak.
Sinopsis: Ekspektasi yang Kennice harapkan adalah anak-anak sangat tertarik mendengar cerita yang dibacakannya. Realitanya, mereka bahkan nggak mendengarkan, tapi tidur.
Setting: Ruang keluarga.
Jumlah pemain: 5 orang (4 orang anak-anak, 1 orang dewasa).
Peralatan: Sony Xperia C dan buku cerita.

Itulah ide dasarku. Selebihnya, setelah mengikuti ekskul dari Kevin, aku yakin bisa lebih greget hasilnya. Sebelum mengakhiri tulisan ini, aku ingin menyampaikan sesuatu ke kalian.

Buah manggis, warnanya ungu,
Buah pisang, warnanya kuning,
Kalau kamu ingin terhibur,
Beli aja bukunya Kevin!

With tempe! Aaaa (yang baca dari awal pasti ngerti kenapa)


 Have a nice day!~

Comments

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...