Skip to main content

Enjoying My Life [Part 2]

Hi semuanya :P

Hari ini hari yang melelahkan, ya.. Mungkin banyak dari kalian yang capek? :) semangat!! Hehe ;D

Well, kali ini kuputuskan untuk membuat artikel mengenai kehidupan sehari-hariku di Singapura. Seperti biasa, aku bangun jam 6.45. Setelah mematikan alarm, aku tidur lagi. Yah, sebenarnya nggak beneran bobok sih, cuma meringkuk dalam selimut. Kira-kira 5-10 menit kemudian, aku beranjak dari kasur, menyalakan lampu, dan mematikan AC. Segera kuminum air lemon rendaman yang telah kubuat semalam, lalu menyiapkan breakfast dan bekal untuk makan siang. Hari ini menu breakfast nya seperti hari-hari kemarin, roti tawar dengan potongan pisang dan Nutella, ditambah susu. Untuk menu makan siang, aku hanya tinggal memanaskan makanan kemarin, dan memasukkannya kedalam kotak bekal. Entah kenapa, aku memang suka membawa bekal. Yeah, kalau jujur sih, aku baru sadar kalo yang bawa bekal di kampusku kayaknya cuma aku. Hehe. Nggak pernah lihat student lain bawa-bawa kotak bekal, sih! Tapi aku seneng juga, sih, jadi 'terpaksa' belajar masak.. Hehehe. Ok, lalu setelah makan pagi, aku segera bersiap-siap untuk berangkat. Dan kira-kira jam 8.15, aku sudah siap berangkat!

Pagi ini seperti biasa juga -memang nggak ada yang istimewa, sih- aku berjalan kaki menuju bus stop. Sesampainya di bus stop, aku menunggu sebentar hingga bus yang akan kutumpangi datang. Jam 8.45, aku sampai di kampus. Kutunjukkan kartu pelajarku pada sebuah mesin, dan aku pun dipersilakan masuk -seperti biasa. Lalu aku menuju ke lantai dua, dimana kelasku akan diadakan, dan kumasuki kelas bernama LT 1. Aku lupa kepanjangan LT-nya. Hehe. Tapi aneh, kok sepi sekali? Biasanya jam segini tidak sesedikit ini yang datang! Sampai kelas dimulai, temanku yang tidak pernah terlambat bahkan datang terlambat. Hem, don't know lah!

Hari ini kelas berakhir satu jam lebih awal! Yeay! Ups, nggak jadi seneng, aku lupa kalau setelah kelas masih banyak aktivitas yang harus dilakukan. Pertama-tama, kerja kelompok! Aku segera menuju ke Learning Centre dimana terdapat banyak komputer disana, dan kunyalakan salah satu komputernya. Aku segera menyelesaikan tugas PowerPoint bersama teman satu grupku, dan kukirim data tersebut ke dosenku. Setelah itu, aku menonton audisi menyanyi di ruang auditorium.

Pembukaan sebelum acara dimulai
Ternyata students di kampusku banyak juga yang berbakat nyanyi! Hehehe. Hari ini adalah hari penentuan para pemenang. Jadi banyak juga yang datang untuk sekedar nonton.


Selfie di toilet dulu lah.. :D

Setelah mendengarkan berbagai nyanyian dari berbagai negara, akhirnya, saatnya kegiatan club! Aku bersama teman-temanku langsung menuju ke sebuah lapangan indoor di lantai dua. Aku join klub badminton, tapi nggak bawa raket! Yah, pinjam temen lah, bisa diatur, kok. Hahah. Setelah puas bermain, aku lanjut ke klub berikutnya, culture club! Hari ini hari pembukaan culture club. Jadi ada tarian dan beberapa makanan kecil yang dijual juga. Aku membeli makanan dari Myanmar. Mereka bilang, namanya Rice Flour Cake. Awalnya kukira Bak Chang, tapi ternyata bukan! Mirip sekali sih, bentuknya segitiga dan dibungkus daun. Harganya dua dollar Singapura. Hemm, isinya kelapa. Rasanya manis. Mirip sekali dengan makanan kecil di Indonesia. Aduh, jadi kangen tahu gimbal di Semarang, entah kenapa. Padahal waktu di Semarang aku nggak pernah kangen sama dia.

Kiri: Rice Flour Cake, Kanan: Cupcakes
Di culture club ini, aku berkenalan dengan orang-orang dari Cambodia. Wajah-wajah mereka sangat mirip dengan orang-orang Indonesia. Dan, wah, aku kaget, salah satu dari mereka bahkan tahu umpatan 'anjing' dan 'bodoh' dari Indonesia. Katanya dia pernah datang ke Indonesia, dan itulah saat dia mengetahui umpatan itu. Hemm.. Salut dah, cuma pergi ke Indonesia aja dia bisa langsung tahu umpatan orang Indonesia. Sepertinya dia mengetahui berbagai bahasa. Nggak cuma beberapa patah Bahasa Indonesia, dia juga bisa mendengarkan obrolan Mandarin, Vietnam, dan satu lagi, lupa.. Hehe. Yah, sepertinya dia memang berbakat dalam bidang bahasa.

Setelah mengikuti acara pembukaan culture club, aku pulang bersama teman-teman, dan mampir untuk makan sebentar di sebuah foodcourt di pinggir jalan Balestier. Aku memesan satu porsi mie ayam (mungkin karena kangen juga, yah :D) untuk dibawa pulang. Nah, lalu aku memesan sebuah minuman bernama 'lemongrass'. Pengalaman pahit buatku, akan kuingat selalu. Aku melihat foto yang dipajang di foodcourt itu berwarna hijau, yang kelihatannya segar dan manis, enak dah pokoknya. Setelah pesan, bener sih segar dan berwarna hijau, tapi aku nggak nyangka rasanya kayak jahe. Judulnya lemongrass, kupikir satu keluarga dengan lemon, dong! Ah, aku tertipu. Mungkin bagi penggermar permen mint bakal suka sama minuman ini. Tapi nggak tahu deh. Aku bener-bener nggak mikir bakal ada yang suka sama minuman ini. Tapi, toh, habis juga di tanganku :D meskipun dengan sekuat tenaga ngabisinnya.

Setelah kutelusuri, ternyata lemongrass adalah serai. Seperti ini nih bentuknya:
Sumber: Google Images

Akhirnya, tibalah saat untuk pulang. Aku kembali menunggu bus di halte bus, dan berpisah dengan teman-teman.

Senang sekali rasanya hari ini, bertemu dengan teman-teman baru dan mengenal berbagai bahasa, makanan, dan nyanyian baru.

Artikel kali ini kubuat untuk mengajak kalian kembali mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi hari demi hari :) semoga menghibur!





Comments

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...