Skip to main content

HP Hilang?!!



Oke, setelah tanggal 27 kemarin aku bangun pagi-pagi, menyelesaikan blog post yang nggak jadi-jadi, yaitu mengenai HP baruku, Asus Zenfone 2, akhirnya selesai juga pagi itu. Tapi berhubung belum sempat kulengkapi dengan gambar, jadi kutunda peng-upload-annya :'P
Nah, baru aja pagi itu asik melihat-lihat HP sendiri, menelusuri apa saja kelebihannya, eh, hari itu juga, malah hilang tuh HP :") Jadi begini ceritanya *jengjengjeng*.

Rabu, 27 Januari 2016
Hari yang sedikit mendung dan berawan, siang ini, aku melangkahkan kaki keluar dari gedung apartemen yang kutinggali menuju ke halte bus terdekat. Dengan gugup, kulihat HPku, untuk mengecek jadwal bus yang kutunggu, bus nomor 131. Ternyata masih 11 menit lagi bus akan tiba. Jadi aku berjalan dengan santai. Sesampainya di halte bus, aku duduk, menunggu bus datang, sambil ngobrol dengan teman di aplikasi chatting. Hari ini adalah jadwal dimana tiap kelompok harus maju ke depan dan melakukan presentasi. Kelompokku harus menjelaskan sedikit mengenai sistem, pernanan manajer dan lain-lain di Hotel Holiday Inn dan Hard Rock. Aku memastikan kertas yang sudah kusiapkan untuk presentasi di dalam tas, mengecek PowerPoint yang kubenahi pagi ini di HP, dan tiba-tiba, bus datang.
Sesampainya di sekolah, sambil tetap chatting dengan teman, aku meminta temanku untuk menghitung mundur 60 detik. Karena aku sudah tiba di lobby sekolah, jadi aku pede aja bakal sampe kelas dalam 60 detik. Tepat 60 detik, aku memasuki ruangan. Hehehe (sebenernya nggak tepat-tepat banget, sih :D). Aku langsung menuju ke tempat duduk di sebelah teman-temanku.
Setelah dosen menjelaskan berbagai kesalahan yang tejadi di presentasi kelompok-kelompok sebelumnya, dia berharap kelompok-kelompok setelahnya tidak mengulangi kesalahan yang sama. "Hm. Oke. Nggak apa deh.. Kayaknya kelompokku juga lumayan kok", batinku. Dengan pedenya, kelompokku maju pertama. First speaker di kelompokku adalah temanku yang berasal dari China, dan aku nggak nyangka kalau dia ternyata... Ngomongnya kayak doa. Pelan dan terputus-putus. Kemudian giliranku. Aduh, kok berasa gemetaran ya? Kelihatan nggak ya? Suaraku juga jadi bergetar! Setelah berusaha yang terbaik, akhirnya tiba giiran temanku yang Singaporean. Aksen Singlish-nya jelas sekali. Not bad lah, dia bisa ambil poin-poin penting dan menjelaskan lebih. Dan yang terakhir adalah temanku dari Kamboja. Hebat sekali, lebih muda dariku, tapi bicaranya sangat lancar.. Eh.. Kok? Terlalu lancar. Dia bicara terlalu cepat. Oke. Aku cuma bisa berharap dosenku dapat menangkap inti yang dibicarakan oleh temanku yang satu ini.
Akhirnya, selesai juga presentasi kelompokku. Setelah dosen memberi masukan-masukan tentang presentasi kami, dilanjutkan oleh kelompok-kelompok lain. Kemudian waktu istirahat pun tiba. Aku pergi ke kantin bersama teman-teman. Namun aku ke toilet terlebih dahulu.
Di dalam toilet, kutaruh tasku di gantungan pintu, dan HPku di atas kotak tissue. Setelah selesai melakukan bisnis, kuambil tasku, dan berjalan keluar, mencuci tangan. Lalu kususul teman-temanku di sebuah meja. Aku pun menikmati makan siang bersama mereka.
Kulihat jam tanganku, waktu sudah menunjukkan saat untuk kembali ke kelas. Aku mengajak teman-teman kembali ke kelas.
Di kelas, aku kembali menaruh tas di tempat dudukku. Kucari HPku, dan kurogoh-rogoh isi tasku. Nothing. Tidak ada sesuatu berbentuk HP di dalam tas. Aku mulai panik. Kuingat-ingat, aku tidak pernah meninggalkannya di suatu tempat. Aku tidak merasa menaruhnya di meja kantin. Jadi di mana?

Ah.

Aku ingat. Kutaruh diatas kotak tissue di toilet tadi!

"Goodness!!", spontan aku mengucapkannya.

Otomatis aku langsung berlari keluar kelas, menuju ke toilet tadi. Sampai teman-temanku semuanya melihatku, karena mendadak aku berlari kencang-kencang keluar kelas. Saat berlari, aku mengingat-ingat apa saja yang ada di dalam HPku. Foto-foto, aplikasi, akun-akunku, dan lain-lain, sambil menyiapkan hati jika HPku benar-benar hilang.
Di toilet, kulihat bilik yang kupakai tadi tertutup pintunya. Ada orang yang sedang menggunakannya. Dengan (sangat) cemas, kutunggu orang itu. Kutunggu di depan pintunya persis.
cklek - suara kunci pintu dibuka.
Oh, ternyata tante-tante yang pakai. Dia melihatku dengan heran sambil nyengir. Mungkin batinnya, banyak toilet kosong, kenapa aku antre?
Yeah, langsung saja, akhirnya kutanya tante itu.

(Dalam bahasa Inggris) "Permisi, tante lihat HP nggak ya di dalam?"

Dia menganggukkan kepalanya sambil setengah melongo.

"Oh, tante lihat??", perasaanku sudah mulai enteng, bahagia gitu.

"Di mana HPnya tante?", kutanya lagi tante itu.

Masih melongo dia.

Dalam hati, gue heran. Ini tante kenapa diem aja?! Masa masih nekat mau sebunyiin HP gue?!!

Mendadak dia bicara dalam bahasa Mandarin.

Sh*t.

Lupa gue tante-tante Singapore banyak yang nggak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.

Akhirnya, kujelaskan dengan setengah bahasa isyarat dan ternyata dia nggak lihat HPku di dalam toilet.
Aku berjalan keluar toilet, dengan tante tadi. Dia menjelaskan masalahku pada tante yang biasa kubeli bakpao kacang merahnya. Tante bakpao ini mengingatku, jadi dia membantuku sedikit, mencari siapa yang kemungkinan mengambilnya, karena tempat dia berjualan, lokasinya cukup dekat dengan toilet itu.
Katanya, sebelum tante yang kutemui tadi, hanya ada dua orang yang masuk ke toilet, menurut penglihatannya. Yaitu sepasang petugas kebersihan. Aku langsung pergi mencari petugas-petugas itu, setelah mengucapkan terima kasih pada tante bakpao itu.
Setelah ketemu, kutanyai mereka, dan ternyata mereka juga tidak tahu. Dengan lunglai, aku berjalan ke bagian student service. Kutanyakan apakah ada seseorang yang menitipkan HP disana atau tidak. Dan tentu saja mereka bilang tidak.
Ah, aku mulai putus asa. Kubayangkan, apa saja yang harus kulakukan jika aku kehilangan HPku, tidak bisa kontak teman, keluarga, cuma bisa kontak lewat laptop. Tidak bisa telepon jika dalam keadaan darurat, tidak bisa foto bahan pelajaran, dan yang paling penting, foto-foto kenanganku dengan teman-teman didalamnya belum kupindah ke laptop. Itu berarti aku akan kehilangan momen dalam hidupku. Foto yang telah kukumpulkan sejak awal bulan ini, yang totalnya 800 lebih (sampai ingat :P), semuanya akan lenyap dariku. Kulangkahkan kakiku dengan lemas, menuju kembali ke kelas. Toilet tadi juga sudah ku cek lagi, dan hasilnya tetap nihil. Di sebuah jalan panjang menuju kelas, kulihat teman-temanku. Mereka mencariku.
Kuceritakan bahwa aku kehilangan HPku, dan sudah ku cek toiletnya, tidak ada. Mereka mencoba untuk mencarinya lagi, sedangkan aku kembali ke kelas. Mengambil tasku, dan ku cek lagi isinya. Tetap, tidak ada.
Nampaknya sudah tidak ada harapan, pikirku. Namun akhirnya, aku tetap kembali ke kantin. Untuk memastikan semuanya sekali lagi. Di kantin, kulihat ada dua staff sedang berbicara dengan tante bakpao. Kulewati mereka, dan menuju ke toilet. Sepertinya mereka membicarakan tentang hilangnya HPku. Tapi untuk apa? Toh, HPku sudah diambil oleh orang lain. Diceritakan, paling-paling cuma jadi pembicaraan hangat.
Di toilet, setelah mengecek kembali kenyataan bahwa HPku tidak ada diatas kotak tissue itu, aku melangkah berputar-putar di depan wastafel. Kusalahkan diriku sendiri. Betapa cerobohnya diriku, betapa bodohnya. Baru saja ganti HP di awal bulan, belum ada satu bulan sudah hilang!
Apalagi posisiku saat ini jauh dari orang tua. Sedih sekali rasanya, tapi entah kenapa air mataku nggak keluar. Aku merasa ada setitik rasa tenang bahwa aku akan menemukan HPku kembali.
Setelah pasrah akan keadaan, aku berjalan keluar dari toilet. Kulihat dua staff tadi sedang duduk berhadapan dan melihatku. Tiba-tiba salah satu dari mereka berdiri dan mendekatiku.

(Dalam bahasa Inggris) "Ehm.. Sepertinya HPmu ada di bosku.."

Aku melongo.

"Tadi ada seorang staff yang memberikannya ke bosku. Jadi sekarang dia menyimpannya. Coba kamu ke kantor dan tanya dia."

Sambil setengah tidak percaya, kutanyakan dimana kantornya. Setelah ditunjukkan ruangannya, aku segera menuju ke ruangan itu.
Kubuka pintunya, dan kukatakan pada salah satu staff, aku ingin bertemu bosnya. Tentu saja, staff itu bertanya, ada keperluan apa. Kujawab saja apa adanya. Dan staff itu segera menyampaikannya pada bosnya. Kulihat bos itu keluar dan menunjukkan dimana HPku berada padaku. Kusampaikan terima kasihku dari lubuk hatiku yang paling dalam *eyalah*. Dan dengan hati yang gembira, aku berjalan kembali ke kelas!

Kulihat kembali HPku, tidak ada yang berubah. Kulihat notifikasinya, ah, ada SMS masuk, dan... 9 missed calls. Dari temanku tentunya. Hehehe.
Dan ternyata, SMS itu juga dari temanku. Segera kubalas untuk mengabarinya, bahwa aku telah menemukan HPku.

Thanks, buddy :)


NAHH.
Begitulah kisah penemuan HPku kembali. Buat yang sering naruh HP di tempat-tempat yang mirip kayak aku, PLEASE, jangan lakuin lagi. Aku sadar banget pas naruh HP di atas kotak tissue itu aku ngingetin diri sendiri, "nanti lupa loh..", "nanti hilang loh..", "mending taruh tas deh!", etc. Tapi apa?? Aku berpikir, "ah, cuma sebentar kok.", "nggak akan lupa, deh!", "biasanya juga kutaruh situ tapi nggak pernah lupa, kok!". Seriusan. Aku mikirin semua itu saat aku letakkin HPku disana. Dan pada akhirnya? Aku lupa sama sekali sama HPku saat keluar dari toilet.
Semoga kisahku ini bisa jadi bahan pelajaran untuk kalian. Supaya tidak menyepelekan hal-hal kecil yang biasa kamu lakukan. Bisa sangat berdampak buat kehidupanmu kelak, lho.
Oke, sampai disini dulu post kali ini :) sampai ketemu di artikel selanjutnya minggu depan!





Comments

  1. Mba kata orang Zenfone 2 cepat panas..betul apa ga Mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Icah :) terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar!
      Jawaban: Betul.
      Selama penggunaan, saat dimana temperatur HP ini naik adalah saat di cas, ataupun saat main game.
      Tapi temperatur panasnya tergolong normal. Jadi, kalau penggunaan HP ini hanya sebagai alat pendukung produktivitas, tidak akan menjadi masalah. Karena jarang menjalankan game-game berat.
      Kamu bisa baca review lengkapku mengenai HP ini di artikel berikut:

      http://www.kennicesetiadi.com/2016/02/review-asus-zenfone-2.html

      Delete
  2. Replies
    1. Halo Syahran! Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar!

      Delete
  3. Oh nama yang nemuin hp nya Budi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm... Tebakan yang kurang tepat, Octa! :P hehe. Terima kasih sudah mampir :)

      Delete
  4. haaaaah untung aja ketemu ya. Gawat juga sih kalo belom sebulan udah ilang ya. Muehehehe.
    Anyway, kayaknya ini kunjungan gue pertama kali deh. Salam kenal ya kenis! \(w)/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Kresnoadi. Terima kasih atas komentarnya. I believe that this is your second visit in my blog actually :D
      Yup. Gimana ngomong ke ortu kalo HP belum sebulan udah hilang coba?!

      Delete
  5. sedih kalau hp hilang apalagi ada data data yang penting...
    alat service laptop

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...