Skip to main content

Review Asus Zenfone 2

Seperti yang kusebutkan di artikel sebelumnya, aku baru saja membeli sebuah Asus Zenfone 2 di bulan Januari 2016. Meskipun smartphone ini dirilis bulan Maret 2015, namun spesifikasinya cukup mumpuni untuk HP di tahun 2016.

Oke, kita lihat dulu spesifikasinya:
Layarnya berukuran 5.5 inch, dengan kedalaman 16 juta warna dan dilindungi oleh Gorilla Glass 3. Beratnya 170 gram, didukung dengan dua SIM Card slot, plus satu slot untuk MicroSD (maksimal 64GB). Berjalan dengan operasi Android 5.0 alias Lollipop, dan direncanakan supaya bisa di upgrade ke OS v6.0 atau Marshmallow.

Yang paling menonjol dari HP ini adalah RAM nya, yaitu 4GB. Disaat HP ini dirilis, masih jamannya RAM 2GB. Sekarang, tahun 2016 ini, seperti yang telah kubahas di artikel sebelumnya (klik di sini untuk membacanya), tahun ini, HP dengan RAM besar diperkirakan akan menjadi trend. Untuk memenuhi keinginan pasar yang berbagai macam, Asus memberi pilihan bagi calon pengguna, RAM 2GB atau 4GB, dan internal memori yang bermacam-macam. Ada yang 16GB, 32GB, dan 64GB.




Kamera Zenfone 2 juga nggak kalah fantastis. Kamera belakang sebesar 13MP dan kamera depan 5MP, dilengkapi dengan berbagai fitur seperti autofocus, face detection, panorama, dan lain-lain.

Untuk baterai, Zenfone 2 juga tergolong lumayan. Baterainya tidak dapat dilepas, berkapasitas 3000mAh, kamu bisa gunakan HP ini lebih lama dari HP yang biasanya. Tentu saja tergantung pemakaian juga, mengingat layar Zenfone 2 juga lumayan besar (5.5 inch), dimana menguras baterai lebih.




Itulah spesifikasinya, secara garis besar. Dan sampai hari ini, aku masih puas dengan apa yang Asus berikan di HP ini. Aku sangat senang dengan RAM yang besar. Buka aplikasi dan download aplikasi yang sangat banyak sekalipun, HP ini tetap nggak nge lag. Zenfone 2 tetap menjalankan aplikasi dengan lancar. Asal kalian tahu saja, aplikasi di HP ku ini ada 100+ :P sampai aku sendiri malas menghitungnya. Hehe.
Asus Zenfone 2 juga punya banyak fitur khusus yang hanya Asus yang punya, yaitu ZenUI. ZenUI adalah seperangkat fitur lengkap untuk HP, seperti photo collage, video editor, ZenMotion, personalization (mengganti tema, font, dll), kids mode, safety and security, dan lainnya. ZenMotion berguna untuk membuat respon pada HP setelah gerakan yang kita buat. Misalnya, disaat HP dalam kondisi terkunci, kita lukiskan huruf 'C' di layar, otomatis akan menjalankan aplikasi kamera. Jika melukiskan huruf 'e', akan menuju ke email, dsb. Yang kedua, jika tiba-tiba ada telepon masuk, cukup balikkan HP menghadap ke bawah, telepon akan otomatis ter mute, lalu bisa juga tap dua kali untuk mengunci/membuka HP, masih banyak deh, kelebihan lainnya!

Untuk kamera, memuaskan. Karena tentu saja hasilnya, sesuai dengan kualitas kameranya, 13MP. Namun, jika di tempat yang kurang cahaya, tampilan di HP akan ada garis-garisnya. Saat sudah menjadi foto juga terlihat sedikit garis-garisnya, tapi tidak sejelas saat mengambil foto.
Kelebihan lainnya adalah, HP ini sudah didukung fitur fast-charging. Namun dengan kabel khusus bawaan dari HPnya, ya. Sebisa mungkin jangan gunakan kabel lainnya, deh! Saat di cas, biasanya temperatur HP naik. Jadi sebaiknya, jangan gunakan HP saat di cas. Apalagi HP yang dengan fitur fast-charging, biasanya temperatur akan lebih tinggi dari biasanya, dan bodi Zenfone 2 ini adalah metalik di belakangnya. Wah, jadi panas nian deh.

Sepertinya hanya itu yang bisa kuutarakan di review Asus Zenfone 2 ini. Karena secara keseluruhan, aku sangat puas dengan apa yang kudapat di HP ini :) tentunya, aku juga merekomendasikan HP ini untuk kamu, orang-orang yang sibuk, memiliki banyak aktivitas sepanjang hari. Juga untuk kamu yang suka mengunduh banyak aplikasi. Nggak perlu takut memori penuh atau HP nge lag lagi, deh!

Punya pertanyaan seputar Asus Zenfone 2? Tuliskan pertanyaanmu di kolom komentar, ya! Aku akan berusaha menjawabnya :)

Sampai ketemu di artikel berikutnya!





Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

A Serendipitous Encounter

This is the first post in 2018! I couldn't believe it! Well, where shall we start? There is this one story I would like to share. It happened just last week. I have not shared about this with anyone yet. But I will to you! So, last Saturday was the day when I still worried especially about my school stuff, but I decided to go out for a personal photo hunting session. I brought all my school stuff in my phone - in case if I have the mood to prepare for my presentation next week. But no. I knew I wouldn't. So I walked from my house to Dhoby Ghaut area. The walking itself took me about one hour, but I had lunch on the way to the destination, so I spent more than an hour to reach there. I was so happy that on the way to Dhoby Ghaut, I learned some stuff about my camera. Yes, I am unfamiliar with this thing, so... After I was happy with the pictures I took in Dhoby Ghaut (this area doesn't have many good objects but my purpose is to practice myself wi...