Skip to main content

Carrot Muff... Eh, Cake.


Kuucapkan selamat bagi para pelajar di Indonesia di jenjang SMA! Karena telah menempuh Ujian Nasional. Serahkan sisanya di tangan Tuhan :)

Aku baru saja selesai mengedit beberapa hal di blogku ini. Seperti yang terlihat, tiba-tiba ada gambar gede nggak jelas di bagian atas blog.

Gambarnya jelek! :(
Yah, maaf deh. Tapi itu ada maknanya, lho. Jadi sengaja kubuat tidak rapi. Supaya terlihat keorisinilannya. Ya, aku membuat semua gambar diatas, sendiri. Yang mengedit juga aku sendiri.

Apa itu di pojok kanan-atas?
Itu adalah tulisan "Selamat Datang" dalam aksara jawa. Dibaca "Sugeng Rawuh". Menandakan bahwa aku orang Indonesia yang lahir di Pulau Jawa :)

Terus secara keseluruhan, apa inti dari kumpulan gambar itu?
Hmm.. Intinya adalah segala hal mengenai diriku. Bendera Indonesia, artinya aku memiliki kewarganegaraan Indonesia. Merlion, merupakan lambang negeri tetangga dimana aku sedang menuntut ilmu disana. Pesawat terbang, melambangkan kesenanganku, traveling. Buku, yaitu hobiku, membaca. Meskipun nggak selalu membaca dengan buku, sih. Dan cewek-cewek disana.. Itu sebenarnya aku sendiri. Yang satu sedang menulis, karena aku suka menulis. Yang di tengah sedang melakukan recording, karena aku juga menyukai seni gambar bergerak alias video. Dan yang terakhir sekadar say hi aja. Hehe. Disekitar gambar-gambar itu, ada banyak not balok, yah, karena aku pun menyukai musik seperti orang-orang kebanyakan :)

Suatu saat nanti, aku akan mengganti lagi gambarnya. Pasti. Karena aku sendiri mudah bosan orangnya, jadi secara berkala akan kuganti, deh gambarnya :)

Oke, beralih ke cerita berikutnya. Kemarin, baru saja aku iseng-iseng membuat kue wortel. Sebenarnya, aku habis memasak kuah cap cay, dan wortelnya sisa. Teringat oleh carrot muffin yang kumakan di Starbucks, aku pun mencari resep membuat carrot cake tanpa oven. Karena aku nggak bawa oven dari Indonesia.
Setelah kira-kira setengah jam, aku berhasil menemukan resep yang dirasa paling sedikit membutuhkan bahan. Sebagai mahasiswi yang nganggur, akhirnya kuputuskan untuk mengikuti resep dari YouTube itu. Sayangnya, masih ada beberapa bahan yang tidak kumiliki. Berikut daftar bahan yang seharusnya dipakai:

Tepung
Bubuk cinnamon
Garam
Baking soda
Kacang walnut
Wortel
Telur
Gula merah
Ekstrak vanilla
Minyak sayur
Yogurt vanilla

But hey, come on. Aku nggak punya perintilan macam ekstrak vanilla euy. Akhirnya, aku hanya menggunakan bahan berikut:

Tepung
Garam
Baking soda
Remukan roti mari (pengganti kacang walnut)
Wortel
Telur
Gula pasir (pengganti gula merah)
Minyak sayur
Yogurt karamel
Aku juga nggak pake takaran saat membuatnya. Semuanya dengan feeling. Tepung dua setengah sendok makan, telur dua butir, baking soda setengah sendok teh, dua keping roti mari yang kuremukkan, satu buah wortel, satu sendok makan minyak sayur, dan satu sendok makan yogurt karamel. Sisanya (gula dan garam) kukira-kira saja. Alhasil, nggak terasa manis kuenya *nangis*.
Mau tahu bentuknya? Oke, aku kasih lihat. Moga-moga nggak kaget, ya.


 Nah, sekian dulu praktikum yang bisa kubagi dengan kalian. Kalo mau eksperimen juga, jangan lupa gulanya banyakan. Oke?








Comments

  1. eksperimennya buat cake ya,..hehehe bisa jadi bisa jadi. nanti bisa di coba resep-resep cake di atas semoga berhasil deh. nanti saya juga akan membuat resep cake buatan saya sendiri. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, jadi penasaran sama resep pribadinya Naufal. Hahaha. Terima kasih sudah mampir! :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...