Nah, kali ini, aku menuliskan pemikiranku mengenai perbedaan orang-orang yang tinggal di Singapura dan di Indonesia. Meskipun tidak semua orang yang tinggal di Singapura melakukan hal-hal ini, namun sebagian besar, mereka melakukannya.
Di semester ke-3 ku di Singapura, akhirnya aku berhasil mengidentifikasi perbedaanya. Langsung saja!
Jalannya cepat
Yup, orang-orang yang tinggal disini, jalannya cepaatt. Hal ini benar-benar terasa saat kamu berada di stasiun MRT. Ketika aku berada di stasiun MRT Dhoby Ghaut, aku baru sadar kalau mereka jalannya cepat semua. Meskipun orang tersebut jalan sambil main hape dan pasang headphone, jalannya tetap cepat. Hebat banget. Padahal kepalanya nunduk gitu, tapi nggak pernah saling tabrak satu sama lain. Aku yang nggak main hape malah nabrakin sana-sini. Mungkin lebih baik aku main hape juga :'(
Di eskalator, berdiri di kiri
Fotonya di Jepang. Tapi di Singapura juga serupa kok. |
Pulang jam 10 malam, jalan kaki => sudah biasa
Karena aku lagi asyik-asyiknya ikut kegiatan di sana-sini, aku seringkali pulang larut. Dan itu bukan hal yang baru ataupun mengagetkan. Karena meskipun aku berjalan kaki di malam hari, masih banyak orang yang juga berjalan kaki di jalan, bahkan jogging. Jadi, suasana larut malam di Singapura tidak terlalu menyeramkan. Keamanannya bisa dibilang terjamin, itulah salah satu faktor mengapa aku senang tinggal di Singapura.
Tunggu sampai jalanan benar-benar sepi, baru menyeberang
Setiap pulang ke rumah, aku harus selalu melewati jalan besar di dekat rumah. Dan jalanan itu tidak ada zebra cross-nya. Biasanya orang-orang yang tinggal di sini kalo nyebrang pake zebra cross, dan ada tombol khusus yang harus ditekan sebelum menyeberang. Jadi begini proses menyeberangnya:
Tekan tombol > Menunggu sampai lampunya hijau (lampu untuk penyeberang jalan) > Menyeberang
Orang-orang disini nggak jago jaywalking seperti penduduk di Indonesia.
Ilustrasi jaywalking. |
Karena ketidakahlian kemampuan jaywalking warga Singapura, maka rata-rata dari mereka akan menunggu jalan yang akan mereka seberangi sampai benar-benar kosong, alias tidak ada kendaraan. Tapi itu nggak berlaku buatku.
Suatu ketika, aku menyeberang jalan besar di dekat rumahku itu dengan santainya. Tentu saja, aku sudah cek terlebih dahulu arah datangnya mobil. Tapi saat menyeberang, tiba-tiba mobil yang posisinya masih jauh di sana sudah membunyikan klakson. Aku yang sedang berjalan santai pun sampai bingung, dan akhirnya kupercepat langkahku. Sungguh mengherankan, untukku yang masih memiliki kultur menyeberang di Indonesia.
Kendaraan pasti akan menunggu hingga tanda menyeberang jalan menjadi merah
Ini juga terjadi di dekat rumahku. Saat itu, aku sedang dalam perjalanan untuk berangkat ke kampus, kupencet tombol penyeberang jalan saat aku hendak menyeberang. Setelah lampu penyeberang jalan berubah menjadi hijau, aku mulai menyeberang. Setelah menyeberanginya, aku melanjutkan perjalananku ke halte bus. Saat berjalan, aku melihat ke belakang lagi. Terlihat lampu penyeberang jalan masih hijau, meskipun tidak ada lagi orang yang menyeberang jalan. Karena jalanan ini lumayan sepi daripada jalanan lain, jadi saat itu cuma aku yang nyebrang.
Herannya, meskipun terlihat jelas tidak ada lagi yang menyeberang, kendaraan yang menunggu itu tetap menunggu dengan tenang. Aku yakin mereka juga tahu kalo nggak ada penyeberang jalan yang lain, tapi mereka tetap menunggu hingga lampu penyeberang jalan berubah menjadi merah.
Pemandangan yang aneh, jika itu terjadi di Indonesia. Seolah kendaraan-kendaraan itu menunggu jalanan yang kosong.
Untuk saat ini, itulah lima perbedaan yang kulihat. Mungkin akan berlanjut di artikel-artikel selanjutnya. Ikuti terus aja blog ini!
Sampai ketemu di post selanjutnya!
Kebanyakan orang2 di negara maju, mereka mematuhi peraturan lalu lintas seperti yang Anda ilustrasikan, termasuk berdiri di sebelah kiri kalau di escalator dan sebelah kanan kosong, buat orang2 yang ingin cepat / buru2 ke tujuan. Pengamatan bagus!
ReplyDeleteTerima kasih, ya :)
DeleteBetul juga nih.., klo d Indo orangny pada males2 jdi jalannya lambat. Pas itu pernah sy liat d website lain klo org yg jalannya cepat, itu artiny org itu mau bekerja keras, rajin dan biasanya sukses
ReplyDeleteHahaha.. Saya disini juga menyesuaikan kecepatan langkah kaki mereka, tapi tetep aja males tuh :P #janganditiruya!
DeleteBtw ken di tempatku kuliah sekarang kalo mau nyebrang jalan mau ke stasiun tuh lampu merahnya ada pencetannya juga. Tapi sering rusak pencetannya itu wakakakak -_-
ReplyDelete