Skip to main content

Udah Selesai!


Image result for finish work
source: images.google.com
Gue udah selesai magang!

Sejak dua minggu yang lalu, gue mulai memprioritaskan waktu gue buat ngerjain hal-hal lain, selain urusan sekolah dan pekerjaan. Sudah saatnya gue melupakan sejenak tentang segala hal yang berhubungan dengan kewajiban.
Tentu saja, ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di hati. Yang biasanya diharuskan buat bangun pagi dan mempersiapkan diri sebelum pergi kerja atau sekolah, seolah-olah segala kewajiban lenyap and the only thing I feel is that I (somehow) miss the stressful feeling.
Lihatlah gue yang sekarang, yang terlepas dari segala kewajiban, tapi menginginkannya lagi, dan selalu mengharapkan kebebasan disaat terikat oleh keharusan. Well, yang namanya manusia, selalu menginginkan apa yang tidak dimiliki. Gue jadi diingatkan, kalo gue ternyata masih manusia okay, that's a lame joke!
Tapi apalah yang bisa kulakukan sekarang selain menikmatinya? ¯\_(ツ)_/¯ So then, I decided to do whatever I have always wanted to do when I didn't have time (most likely because I convinced myself I didn't have time!).

Sekarang, gue pengen share tentang pelajaran hidup yang gue dapet dari hari-hari terakhir gue kerja. Apapun yang terjadi di masa magang gue, semuanya gue syukuri dan setidaknya gue belajar sedikit demi sedikit dari kesalahan-kesalahan yang gue buat.

Image result for life journey ups and downs
Source: images.google.com

Hidup ga selalu stagnan, dan gue ga berharap hidup gue ga ada naik-turunnya juga. Di saat gue di 'atas', gue harus ingat gimana rasanya di 'bawah', dan di saat gue di 'bawah', gue lihat ke 'atas' buat me-maintain fokus. Kalo hidup gue datar-datar aja, gue ga tau gimana rasanya jadi di 'bawah' dan di 'atas', karena apa yang gue jalani selalu hal-hal sama yang terulang. Gue ga ada motivasi untuk menjadi 'lebih' dan ga punya poin untuk menyemangati teman satu dengan yang lainnya, yang masih sama-sama berproses ─ karena hidup gue ga bergerak.

Ketika menyadari hidup gue sedang berada di tengah-tengah roda kehidupan, nggak di 'atas', nggak di 'bawah', gue jadi inget kalo gue baru saja melintasi keadaan di 'atas' sana. Eits, tapi bukan berarti gue pasti bakal di 'bawah' di detik berikutnya! You know, life is uncertain, unpredictable to us.
Menyadari kalo saat-saat di 'bawah' itu pasti akan datang lagi pada waktunya, mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan tidak berlebihan ketika sedang berada di 'atas'.

Image result for titik jenuh
Source: images.google.com

Jangan pernah biarkan perasaan akan menuju ke 'bawah' atau ke 'atas' itu terus menghantui pikiran lu, karena pikiran-pikiran itulah yang seringkali menyebabkan ketidaksyukuran dan ketidakpuasan dengan hidup lu sendiri. Gue pun 'merasa' harus menikmati apapun keadaan hidup gue sekarang, yang terkadang terikat dengan kewajiban, maupun yang tidak, yang susah, yang senang, yang biasa saja, yang memuakkan, yang kadang dapat kesempatan ganti laptop, sampe yang kadang harus nahan buang air kecil, semuanya, semuanya patut disyukuri.
Mensyukuri hal-hal kecil, membuat hari yang lu jalani menjadi lebih mudah dilalui, karena dengan bersyukur, lu bakal lebih termotivasi buat ngerjain hal-hal yang lebih besar, dan secara sadar maupun nggak sadar, lambat laun, lu menarik hal-hal positif ke hidup lu juga.

Hal lain yang sangat mungkin terjadi lagi di masa depan (dan karena itulah gue harus selalu siap sedia jika saat itu tiba lagi), yaitu masa jenuh, dimana lu bener-bener ga ada motivasi buat ngelakuin hal apapun. Gue pernah bahas di artikel sebelumnya, bisa baca di sini, ya. Ada momen ketika kita begitu terbiasa dengan segala hal dalam hidup kita, dan menanggapi lingkungan dengan respon yang biasa kita berikan, sehingga menimbulkan efek bosan dan tak ada motivasi, bahkan untuk minum segelas air. Gue kedengerannya lebay bingits gitu ya, but it's for real. Gue bahkan pernah coba hibur diri gue, dengan cara buka game favorit gue (baca: The Sims) di komputer, tapi bener-bener nggak ada motivasi buat main juga. Cuma lihat-lihat city and that's all, proceeded to exit button right away after that.
Kembali ke pokok bahasan, sekarang gue sadar kalo itu memang bagian dari hidup. Gue masih berproses, masih terus memperbaiki diri dan mencari tahu, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi masa jenuh itu dengan baik. Even successful people will also be experiencing the same thing, but they've already knew how to deal with it. Kita harus tau sendiri gimana cara menangani kejenuhan tersebut, dengan cara masing-masing. Nggak ada metode yang cocok dengan semua orang. So, we've gotta find our way to deal with it, as soon as we can, and apply it when the same period comes again. Dengan mengetahui 'cara' kita sendiri, jalan apapun yang kita ambil, keputusan apapun yang dibuat, kita bisa terus memotivasi diri dalam menjalaninya.

Image result for nobody can help you except yourself
Source: images.google.com

Banyak orang bilang, nobody can help you but yourself. Nggak ada orang yang bisa melindungi lu juga. Apalagi kalo masalah kerjaan, the best advice is, save your ass first. Sebelum ngelakuin apapun, lindungi diri lu sendiri terlebih dahulu, contohnya, simpan bukti, atau bikin jejak, lakukan hal yang masuk akal. Karena tindakan benar lu bisa dianggap salah, dan tindakan salah orang lain bisa dianggap benar. Yang terpenting, you saved yourself, because seriously, nobody will, unless he/she is your true lover! So, in case if something went wrong, lu terselamatkan. Jangan mudah ikutan perkataan orang, lu ga akan tau maksud dibalik perkataan mereka, apakah mau pelan-pelan menjatuhkan kita (which is irony, because we, ourselves don't realize it and slowly let things happen), atau hanya sekedar ngomong, atau memang punya maksud baik. Lakukanlah yang memang aman buat kita, atau yang bisa kalian buat aman untuk diri sendiri, selama hal-hal itu tidak merugikan orang lain sama sekali.

Oke, sampe disini dulu tulisan kali ini. Gue berharap tulisan ini bisa membuka mata para pembaca semuanya, baik yang masih di bangku pelajar, mahasiswa/i, maupun yang telah bekerja. Semoga pelajaran yang mungkin belum kalian dapat dari kehidupan lu masing-masing, bisa lu pelajari dari gue, so that you don't need to experience it yourself. It's obviously better, right?
Dan buat lu yang mau share ke gue atau pembaca lain, tentang hal-hal yang lu resapi dari kehidupan bekerja, bisa tulis di kolom komentar! I'd love to read that, for sure! :)

Cheers!






Comments

  1. Kalau sebelumnya sibuk magang, kerja & kuliah, sekarang sibuk apa? udah lulus kah? perjalanan masih panjang tentunya, apalagi ketika udah masuk dunia kerja, yang bakal di kangenin pasti masa2 sekolah / kuliah coz ya kalo kerja gitu gitu aja.
    anyway nice post :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...