Skip to main content

5 Fakta Soal Diri Sendiri

Oke, jadi topik hari ini adalah fakta-fakta tentang seorang Kennice Setiadi. Brace yourselves, it's gonna be mind-blowing.

  • Pernah berbagi toilet dengan seorang pendeta bule selama lebih dari seminggu.
Saat itu gue masih tinggal di Singapura. Gue selalu share kamar mandi sama penghuni kamar sebelah gue. Satu kamar di tempat tinggal gue itu yang selalu disewakan untuk orang-orang. Jadi dari waktu ke waktu, penghuni kamar itu selalu berganti. Gue hampir selalu tabrakan jadwal mandinya sama penghuni baru. Suatu ketika, ada orang yang tinggal di kamar tersebut, seorang cewe. Semakin hari berlalu, semakin gue curiga kalo cewe ini kerjanya bener atau nggak. Soalnya dia selalu keluar malam, pulang pagi. Beberapa kali gue ketemu dia ketika berangkat dan pulang kerja. Dandanannya ga begitu wajar dan cenderung menunjukkan lekuk badannya. Di siang hari, dia mematikan lampu kamarnya, tentunya tidur. Baru kali ini gue punya teman share kamar mandi yang jadwalnya beda banget, jadi gue merasa nyaman-nyaman aja. Beberapa minggu akhirnya terlewat dan gue mulai cuek aja, sampai tiba-tiba yang keluar dari kamar itu adalah lelaki paruh baya. Gue kaget. Dia juga kaget. Terus dia ngajakin gue kenalan. Dan ternyata, penghuni kamar gue yang lama (cewe sebelumnya) sudah berganti tempat tinggal dan digantikan dia, seorang pendeta yang bertugas di Yunnan, China yang saat itu berada di Singapura atas permohonan temannya yang ingin diberkati pernikahannya olehnya. Wajah boleh bule, tapi dia aktifnya di negara-negara yang dominan Chinese. Keren uga nih pendeta, batin gue. Kemudian terbesit di kepala gue hal lainnya, sejak kapan gue mulai share kamar mandi sama pendeta?

  • Pernah pergi ke dinner cruise berdua sama orang asli Korea.
Makan malam itu kita habiskan diatas kapal, mengarungi laut di sekitar Pulau Sentosa, sambil menikmati suasana sunset di Singapura. Gimana kok akhirnya jadi berdua? Awalnya kita ga rencanain ini. Jadi, company tempat gue bekerja ada kerja sama dengan company buat dinner cruise itu. Karena saat itu dinner cruise tersebut lumayan baru, jadi beberapa karyawan dari company gue dapat kesempatan mencobanya dengan gratis. Gue kira gue dan teman-teman kerja gue bakal mencobanya beramai-ramai. Ternyata hanya gue dan teman kerja gue itu. Dan jangan mikir aneh-aneh, teman kerja gue ini cewe yang udah tunangan. Bukan cowo, oke.

  • Bisa dengan mudah menemukan kebaikan orang.
Setiap orang yang gue kenal, gue yakin banget bisa temukan kebaikannya. Ga peduli seberapa buruk reputasinya, gue selalu bisa lihat sisi baik setiap orang. Terkadang skill ini yang justru bikin gue dianggap polos. Padahal maksud gue supaya pikiran gue ga selalu dipenuhi hal negatif. And it's not a bad thing to learn about other people's traits.

Sumber: images.google.com

  • Ga suka pegang gagang cangkir.
Apalagi kalo minumannya hangat, gue lebih suka menghindari gagang cangkirnya untuk minum. Biar bisa ngerasain hangatnya cangkir itu dan lebih grip aja rasanya dari pada megang cangkir dari gagangnya.

  • Mulai main ukulele karena dikasih ukulele saat ulang tahun ke-19.
Sekitar umur 17, gue ditawarin kakak gue, apakah gue mau ambil ukulelenya, karena kakak gue udah punya ukulele baru. Gue bilang nggak mau. Saat itu gue pikir buat apa belajar instrumen baru kalo nantinya bakal jarang dipake, seperti skill gue dalam main piano. Akhirnya jarang kepake karena piano nggak portable. Namun di ulang tahun gue ke-19, entah kenapa temen-temen gue urunan dan ngasih gue sebuah ukulele dengan ukiran di bodinya yang gue suka banget. Gue jadi merasa kagok, dulu dikasih kakak gue, gue nggak mau, sekarang malah dapat ukulele baru. Sempat beberapa bulan, ukulele itu gue anggurin karena gue nggak tau cara maininnya. Sampe suatu ketika gue punya kemauan kuat entah dari mana buat belajar ukulele. Sejak saat itu, gue mulai iseng-iseng belajar sendiri dan sekarang gue lumayan bisa kasih alunan musik buat anal-anak nyanyi. Hahaha.

Oke, itulah blog challenge buat hari ini, 5 fakta tentang diri gue. Semoga menghibur dan sampe ketemu di postingan selanjutnya!





Comments

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...