Your long-forgotten hobby.
Image by master1305 on Freepik |
Salah satu hobi yang pernah aku latih dengan tekun adalah menari. Waktu masih muda dulu (uhuk), pernah mengikuti kompetisi di DBL Indonesia, dan lolos di babak pertama, kemudian kita berangkat ke Surakarta bersama dengan tim pemain basket untuk melanjutkan kompetisi. Kalau aku kilas balik, ternyata itu sudah 10-11 tahun yang lalu.
Lagi-lagi aku nggak punya dokumentasinya. Aku cukup tertutup saat sekolah. Nggak biasa foto-foto juga (jangan tanya kalo sekarang gimana). Atau mungkin ada fotonya tapi aku lagi nggak ada akses ke harddisk lamaku saat ini.
Awalnya mulai tertarik nge-dance karena diajak teman. Nggak, bukan karena Ayo Dance. Aku nggak pernah terpikir aku punya bakat untuk menari, sampai suatu ketika sebelum lulus SMP, ada teman yang mengajakku untuk ikut tampil menari di acara perpisahan SMP.
Kemudian di SMA, aku memohon orang tua untuk ikut ekskul menari. Orang tua yang awalnya nggak expect apa-apa, kaget juga saat aku beri tahu bahwa aku lolos seleksi menjadi salah satu dancer yang mewakili sekolah untuk kompetisi di DBL.
Karena untuk kepentingan sekolah, aku dan anak-anak dari kelas lain yang lolos seleksi diizinkan untuk pergi latihan selama jam sekolah berlangsung. Enak banget aku nggak harus belajar, aku kangen masa-masa itu (hehe).
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, semakin intense juga latihan kita. Aku ingat sekali ternyata membawa satu botol di berisi air masing-masing di tangan kanan dan kiri sambil meluruskan tangan ke samping selama dua menit itu menyiksa bukan main. Tapi dengan segala latihan itu, justru menari menjadi lebih mudah dan terlihat jauh lebih powerful.
Singkat cerita, meskipun tim dance kita gugur di Surakarta, aku mendapat pengalaman yang berharga. Memang saat itu orang tua kurang merestui, tapi aku bersyukur mereka tetap mengizinkan. Jadi setelah dari kompetisi, aku mengundurkan diri dari ekskul menari untuk menepati janji dengan orang tuaku. No, I don’t blame them. Aku paham kekhawatiran mereka, jadi akhirnya aku fokus melatih fisik di luar sekolah setelah itu.
Setelah lewat bertahun-tahun lamanya, akhirnya aku mencoba untuk ikut kelas menari lagi di Jakarta, tahun 2019. Tapi karena aku baru mulai berkarir dan nggak siap secara finansial, akhirnya aku hanya ikutan selama beberapa bulan. Dan sampai sekarang, semangat untuk menari belum terhidupkan kembali. Mungkin suatu saat akan muncul lagi? Entahlah.
Comments
Post a Comment