Skip to main content

Day 3: Three Most Important Things I Cannot Live Without

What are the three most important things you cannot live without?

Image by pvproductions on Freepik

Melihat banyaknya benda di sekelilingku, aku jadi overwhelmed untuk menentukan benda apa yang sangat penting bagiku. Kalau memang benar-benar berarti, pastinya aku selalu membawa/mencari itu dimana-mana. Sulit sekali untuk memutuskan apa tiga benda yang terpenting, kalo dipikir-pikir aku kok mikir terus.

Aku ambil tiga benda yang hampir selalu ada di dekatku/dalam keseharianku:

  1. HP

    Sudah jelas lah ya, pastinya hape dengan sambungan internet. Ada banyak sekali yang bisa kulakukan di dalam benda kecil ini. Untuk menjadi sumber informasi, alat komunikasi, sampai menjadi alat dokumentasi. Aku nggak kebayang kalo seandainya aku hidup tanpa hape bakal kaya gimana kehidupan generasi sekarang. Kalo punya hape tapi ngga ada sinyal atau internet, itu masih bisa terjadi, khususnya saat kita pergi main ke gunung mencari Yeti dan tujuh dora atau pergi ke daerah-daerah terpencil lainnya yang masih susah sinyal. Meskipun begitu, kehadiran hape tanpa internet masih bisa diatasi karena hape sendiri adalah alat yang serbaguna. Kita bisa tetap menyuting video, mengambil gambar, main game offline, membaca buku, dan lain-lain. Inilah kenapa menurutku hape sangat signifikan di hidupku, karena alat ini selalu ada gunanya dan mudah dibawa kemana-mana.

  2. Heater/pemanas/boiler

    Pemanas apa maksudnya? Segala macam pemanas. Baik pemanas air, penghangat ruangan, ataupun water boiler, semuanya penting buatku. Saat ini karena masih winter di Australia, sohibku adalah heater. Aku gak kuat mandi pake air dingin di musim dingin dan aku gak mampu menjalani hari-hariku tanpa kamu — eh, maksudnya, heater ruangan. 

    Sedangkan untuk water boiler, karena aku pencinta minuman hangat, jadi pastinya bestie ku air hangat. Dan musim dingin di daerah tempat tinggalku paling rendah 0 derajat, belum bersalju, tenang. Tapi dinginnya masih bikin jengkel. Terkadang bangun pagi mau berangkat kerja tapi disambut kaca mobil yang telah membeku, aku jadi ga bisa gercep berangkat. Disinilah water boiler beraksi. Aku panaskan air secukupnya, kemudian dicampur sedikit air dingin supaya nggak terlalu panas, lalu aku siramkan ke kaca mobil. Karena kalo kaca mobil sudah membeku, gak bisa di wipe doang. Bertambah lagi alasan kenapa aku jadi kurang suka winter sekarang!

  3. Botol minum

    Karena aku lumayan sering diluar rumah dan hampir selalu berpindah tempat setiap beberapa bulan sekali, saat ini botol minum adalah hal yang wajib kubawa kemana-mana. Saking pentingnya, aku bawa botol itu nggak hanya ke tempat kerja, tapi juga ke supermarket, ke taman, ke dapur, hingga kalo kehilangan botol itu berasa putus hubungan sama temen.

    Aku pernah putus hubungan sama botol (temen), karena lama-lama rusak (pertemanannya), jadi harus kubuang botol itu (teman itu), padahal aku udah cocok banget sama botol (temen) ini. Akhirnya aku cari penggantinya dengan membeli (mencari) botol (temen) baru yang modelnya sama persis dengan yang sebelumnya (sebelum rusak). Bahagialah hatiku.

Oke, karena ternyata menulis ini cukup lama, aku mau tutup dulu tulisan hari ini. Jangan lupa minum dan move on lah dari es batu karena air hangat lebih mantap. Salam heater.


*.*.*

Jika kamu mau tahu lebih lanjut tentang 30 Day Writing Challenge yang aku jalani saat ini, kamu bisa klik link ini ya.









Comments

Popular posts from this blog

Day 29: Who and What Adds Meaning

Who and what adds meaning to your life. Agustus, 2023 Tentunya sulit untuk menunjuk hanya satu orang saja. Orang-orang disekitarku selalu menambah meaning dalam hidupku. Sebagian besar datang dan pergi, terkadang kembali, kemudian hilang lagi. Apalagi semakin dewasa dan bertambah usia, sepertinya teman-teman semakin punya kesibukan. Termasuk aku sendiri. Jadi ujung-ujungnya hanya menyapa tipis-tipis di media sosial. Tapi nggak apa-apa, meskipun begitu, aku percaya setiap orang memiliki “fungsi”-nya masing-masing dalam hidupku. Mungkin aku nggak sadar makna kehadirannya pada waktu itu dan baru ngeh setelah beberapa tahun berlalu, atau mungkin saat ini sudah nggak ngobrol, tapi masih terkadang kontakan sedikit-sedikit. Ada banyak faktor yang menentukan peran seseorang dalam hidupku. Jadi, jika ditanya ‘siapa’, tentunya tergantung dari musim hidup yang sedang kujalani. Setiap musim, pemerannya berbeda-beda. Aku hampir selalu belajar sesuatu dari setiap orang yang kutemui, dan sedikit demi...

Terus dan terus.

Kemana hidup ini harus kubawa? Kekecewaan datang dan pergi. Begitu pula kecintaan. Yang mana yang harus kupercaya? Ada keputusan, ada ketakutan. Ada komitmen, ada kebingungan. Dimana ada harapan, disitu ada kekecewaan. Dimana ada tekad, disitu ada godaan. Dimana ada kekecewaan, disitu ada harapan. Akankah aku bertahan? Berapa lama harus aku bertahan? Berapa lama harus aku percaya? Tujuh kali tujuh ratus tujuh puluh tujuh? Sampai jelas. Sampai mati dan hidup lagi. Sampai nyata.

Suka Duka Anak Kos

Anak kos. Pasti banyak diatara kamu yang ngekos di kota atau negeri lain. Entah untuk SMA, atau perguruan tinggi. Hari ini, aku mau membahas suka-dukaku jadi mahasiswi di negeri lain, dalam hal tinggal sebagai anak kos. Untuk memulainya, kuceritakan terlebih dahulu gambaran tentang kos-kosan ku. Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Novena. Sekitar 8-10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT. Disini, aku menyewa sebuah kamar untuk kutinggali sendiri. Tidak ada tuan rumah, hanya ada teman-teman serumah. Tapi sekitar tiga hari sekali, akan ada pembantu yang membersihkan rumah dan mengurus cucian baju. Nah, teman-teman serumahku ini ada yang berasal dari sesama Indonesia, ada juga yang dari Filipina. Karena akomodasi di Singapura lumayan mahal, apalagi daerah Novena, jadi aku menyewa kamar yang tidak ada WC-nya. Alias berbagi WC dengan teman serumah. Nah, mari kita mulai. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba mesin cucinya berbunyi. Menandakan bahwa cucian telah selesai d...